Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Faktor-faktor penyebab Murai Batu (MB) mengalami serak

gambar burung murai batu lomba
Burung Murai Batu

Onkicau.com - Suara kicauan burung Murai Batu (MB) bisa dikatakan yang terbaik di antara burung-burung kicauan jenis lainnya.

Kombinasi antara suara asli yang berkarakter ngebass dengan suara isian yang nyaring penuh variasi menjadikan suara kicauan Murai Batu terdengar begitu merdu dan harmonis penuh power dan berkarakter.

Tapi adakalanya, performa suaranya menjadi kurang bagus ketika burung Murai Batu mengalami gangguan tenggorokan yang menyebabkan suaranya menjadi serak.

Jika sebelumnya Murai Batu mampu berkicau dengan nada-nada tinggi, maka ketika sedang mengalami gangguan tenggorokan maka suara kicauannya akan berubah menjadi bernada rendah dan kurang jernih (serak). Volume suaranya juga terdengar kendor dan parau.

Ketika sedang mengalami gangguan tenggorokan, burung Murai Batu biasanya juga akan menjadi malas berkicau karena merasa tidak nyaman / merasakan sakit pada tenggorokannya.

Dan jika tidak segera ditangani, maka lama-kelamaan gangguan serak tersebut bisa menyebabkan burung Murai Batu menjadi macet bunyi.

Baca juga: Terapi untuk mengatasi Murai Batu macet bunyi

Sering kali kita menganggap sepele penyakit serak tersebut, karena biasanya walaupun burung Murai Batu mengalami gangguan tenggorokan (serak), hal itu tidak mempengaruhi performa dan kondisi fisiknya. burung Murai Batu yang mengalami serak tersebut masih tetap aktif dan masih beraktivitas normal seperti biasanya.

Gangguan tenggorokan (serak) pada Murai Batu memang tidak serta merta akan mempengaruhi kondisi fisiknya karena penyakit tersebut hanya berpengaruh pada performa suara kicauannya saja.

Tapi bukan berarti hanya dibiarkan saja tanpa ada tindakan untuk mengobatinya, karena jika dibiarkan ada kemungkinan bisa menyebabkan Murai Batu menjadi macet bunyi, bahkan bisa lebih parah lagi karena bisa menyebabkan rusaknya pita suara Murai Batu tersebut.

Gangguan tenggorokan (serak) pada Murai Batu tidak bisa sembuh total dalam sekali pengobatan, perlu waktu cukup lama untuk memulihkan performa suaranya agar bisa kembali seperti sediakala.

Baca juga: Cara mengatasi Murai Batu sakit dan tidak mau makan

Gangguan tenggorokan (serak) pada Murai Batu bisa disebabkan karena beberapa faktor, di antaranya:

1. Durasi penjemuran yang terlalu lama

Penjemuran memang sangat bermanfaat untuk kesehatan burung Murai Batu jika dilakukan dengan tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakter burung.

Tapi jika penjemuran dilakukan secara tidak tepat, misalnya waktu penjemuran dilakukan terlalu lama, justru akan membuat Murai Batu mengalami dehidrasi. Apalagi jika selama proses penjemuran, pakan dan air minumnya tidak diberikan.

Hal itu berpotensi menyebabkan kondisi fisik Murai Batu menjadi lemah dan pada kondisi seperti inilah burung Murai Batu lebih rentan terserang penyakit. Salah satunya adalah penyakit yang di akibatkan oleh virus yang dapat menyebabkan gangguan pada saluran pernafasan.

Penjemuran yang di anjurakan dilakukan pada pagi hari antara jam 07:00 - 10:00 karena sinar matahari belum terlalu panas.

Jangan memaksakan menjemur Murai Batu melebihi batas kemampuannya dalam menahan panas matahari demi ambisi kita semata.

Jika Murai Batu sudah terlihat mangap dan gelisah ketika dijemur sebaiknya segera di angkat dan di teduhkan untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan.

Baca juga: Dampak buruk penjemuran yang terlalu lama pada Murai Batu

2. Pemberian kroto yang sudah basi

Untuk perawatan burung Murai Batu, kroto memang menjadi menu wajib untuk mendongkrak performanya dan agar lebih rajin berkicau. Kandungan protein yang tinggi pada kroto memang sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi burung Murai Batu.

Tapi perlu di ingat, kroto harus diberikan dalam kondisi masih segar (baru), karena jika kroto diberikan dalam kondisi yang sudah tidak segar (basi), di kuatirkan akan menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk gangguan tenggorokan (serak). Karena kroto yang sudah basi kemungkinan besar mengandung bakteri yang dapat menyebabkan penyakit jika dikonsumsi oleh burung Murai Batu (MB).

Ciri-ciri kroto yang sudah basi terlihat dari warnanya yang sudah agak kekuningan dan teksturnya tampak layu / lembek serta baunya tidak enak.

Baca juga: Manfaat kroto untuk Murai Batu

3. Sirkulasi udara yang tidak bagus

Sirkulasi udara disekitar tempat burung Murai Batu digantang juga dapat mempengaruhi kualitas suaranya.

Jika kita meletakkan burung Murai Batu didalam ruangan yang pengap tanpa ventilasi udara yang memadai, maka hal itu dapat menimbulkan gangguan pada saluran pernafasan burung dan berpotensi menyebabkan suaranya menjadi serak.

Jadi sebaiknya, kandang burung Murai Batu ditempatkan diluar ruangan. Jika terpaksa harus ditempatkan didalam rumah, maka usahakan untuk ditaruh pada ruangan yang memiliki cukup ventilasi udara.

4. Kondisi kandang yang kotor

Kondisi kandang yang kotor berpotensi besar menyebabkan Murai Batu terserang berbagai macam penyakit termasuk gangguan tenggorokan (serak). Hal itu bisa terjadi karena debu-debu dan kotoran yang menempel dan berserakan didasar kandang ketika tertiup angin dan terhirup oleh burung Murai Batu akan menimbulkan gangguan saluran pernafasan dan menyebabkan suaranya menjadi serak.

Selain itu, kotoran burung Murai Batu yang menumpuk didasar kandang juga akan menghasilkan gas amoniak yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan burung Murai Batu, terutama organ paru-parunya.

Oleh karena itu, kebersihan kandang juga harus diperhatikan agar burung Murai Batu terhindar dari serangan penyakit.

5 Kondisi cuaca yang tidak menentu

Perubahan cuaca yang tidak menentu (pancaroba) sangat berpengaruh terdapat kondisi kesehatan burung Murai Batu.

Perubahan cuaca panas dan hujan yang tidak menentu dapat menyebabkan burung Murai Batu rentan terserang berbagai macam penyakit, terutama radang pernafasan, serak, pilek, bahkan bisa sampai terserang penyakit tetelo. 

Pada saat musim hujan, perawatan harian seperti mandi dan jemur sebaiknya tidak perlu dilakukan. Setiap harinya burung Murai Batu cukup dikerodong (full kerodong) saja agar tetap hangat dan hanya dikeluarkan pada saat cuaca sedang cerah dan ada sinar matahari.

Voer juga harus sering diganti dengan yang baru, karena udara yang lembab saat musim hujan akan menyebabkan voer cepat berjamur.

Pada saat musim kemarau (panas), letakkan kandang Murai Batu ditempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari secara langsung.

Perawatan harian seperti mandi dan jemur harus dilakukan untuk menjaga kondisi fisik burung Murai Batu agar selalu fit.

Baca juga: Cara mengobati Murai Batu kena tetelo dengan ramuan tradisional

6. Infeksi yang terjadi pada saluran pernafasan Murai Batu

Serak pada suara burung Murai Batu juga dapat disebabkan karena adanya infeksi pada saluran pernafasannya.

Jika serak pada Murai Batu tersebut di akibatkan karena adanya infeksi pada saluran pernafasan, maka penyakit serak tersebut agak sulit untuk disembuhkan.

Infeksi pada saluran pernafasan burung Murai Batu tidak hanya akan membuat suaranya menjadi serak, karena penyakit tersebut juga dapat membuat Murai Batu macet bunyi jika sudah parah.

Gejala-gejala yang dapat dikenali jika Murai Batu mengalami infeksi pada saluran pernafasannya ditandai dengan adanya lendir yang sering keluar dari paruhnya. Suara kicauannya terdengar bindeng (tidak plong) dan serak, serta sering seperti tersedak / batuk ketika sedang berkicau.

Gejala fisiknya, burung Murai Batu biasanya akan terlihat gelisah dan sering menaik-turunkan ekornya serta sering memegarkan kedua sayapnya.

Jika sudah demikian, sebaiknya burung Murai Batu yang terserang penyakit infeksi pernafasan tersebut dipisahkan / dijauhkan dari burung lainnya yang sehat karena penyakit tersebut bisa menular.

Untuk mencegah infeksi saluran pernafasan pada Murai Batu, kita harus memperhatikan kebersihan kandang dan perlengkapannya setiap hari agar burung terhindar dari kemungkinan terserang penyakit infeksi saluran pernafasan yang timbul dari kotoran-kotoran yang ada didalam kandangnya.

Baca juga: Penyebab dan cara mengatasi Murai Batu serak

Demikian sedikit informasi tentang faktor-faktor penyebab Murai Batu mengalami serak atau gangguan tenggorokan yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar burung Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Post a Comment for "Faktor-faktor penyebab Murai Batu (MB) mengalami serak"