Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara melatih Murai Batu bakalan / muda hutan (MH) agar cepat ngevoer

gambar murai batu bahan / bakalan muda hutan
Burung Murai Batu

Onkicau.com - Sekarang ini burung Murai Batu (MB) bakalan / muda hutan (MH) laris manis dipasaran. Hal itu dikarenakan semakin banyaknya Kicau Mania yang ingin memelihara burung Murai Batu.

Karena harga Murai Batu yang sudah jadi (gacor) terbilang cukup mahal sehingga Murai Batu bahan / bakalan menjadi pilihan karena harganya lebih terjangkau.

Tapi meskipun harganya lebih murah, membeli Murai Batu bakalan hutan bukan tanpa resiko karena jika salah pilih atau salah dalam perawatannya dapat berakibat fatal karena Murai Batu bakalan hutan rawan mengalami kematian, apalagi jika burung yang dibeli merupakan hasil pancingan.

Baca juga: Ciri-ciri Murai Batu bakalan / muda hutan pancingan

Murai Batu bahan / bakalan tangkapan hutan pasti belum ngevoer dan masih sangat liar (giras). Selain itu tingkat stressnya juga tinggi karena baru berpindah dari habitat aslinya ke lingkungan baru yang benar-benar asing.

Dalam merawat Murai Batu bakalan / muda hutan (MH), kita harus benar-benar telaten agar burung dapat bertahan hidup.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengajarkan Murai Batu bahan / bakalan hutan untuk makan voer untuk memudahkan dalam perawatan selanjutnya.

Jika Murai Batu bahan / bakalan tidak di ajarkan untuk ngevoer, maka resiko kematiannya sangat besar karena kita tidak selalu bisa menjaga ketersediaan pakan alaminya setiap saat, dan jika sampai terlambat dalam memberikan pakan berupa jangkrik, kroto dan ulat maka resikonya Murai Batu bahan / bakalan yang dipelihara bisa mati karena kelaparan.

Baca juga: Penyebab kematian pada Murai Batu bakalan / muda hutan (MH)

Berikut ini cara melatih Murai Batu bahan / bakalan agar cepat ngevoer:

1. Ketika memilih Murai Batu bakalan, kita harus pastikan bahwa burung tersebut mau memakan extra fooding (EF) seperti jangkrik atau ulat hongkong (UH) yang kita diberikan.

Caranya coba lempar jangkrik kecil atau ulat hongkong (UH) ke arah Murai Batu bahan / bakalan yang akan dibeli, jika jangkrik atau ulat hongkong (UH) yang kita lemparkan langsung dimakan berarti kemungkinan besar burung Murai Batu tersebut sehat dan tidak bermasalah pada paruh, tenggorokan dan saluran pencernaannya (bukan hasil pancingan). Itu berarti resiko awal sudah terlewati.

2. Setelah mendapatkan Murai Batu bahan / bakalan, kemudian tempatkan didalam kandang kotak. Alasan kenapa menggunakan kandang kotak adalah untuk memudahkan membuka tatakannya ketika akan membersihkan kotorannya, sehingga tidak membuat Murai Batu bahan / bakalan glabrakan karena ketakutan.

Pada tahap awal sebaiknya Murai Batu bahan / bakalan diletakkan ditempat yang tenang dan kandangnya dikerodong (full kerodong) untuk mengurangi tingkat stressnya karena baru berpindah ke lingkungan yang baru.

Pada masa adaptasi sebaiknya lokasi penempatatan kandang jangan dipindah-pindah dulu sampai Murai Batu bahan / bakalan tersebut ngevoer total.

3. Sebelum di masukkan ke dalam kandang, sebaiknya Murai Batu bahan tersebut dibasuh dengan air terlebih dulu untuk mengurangi tingkat stressnya.

Jangan lupa letakkan juga cepuk air yang cukup besar didalam kandangnya agar Murai Batu bahan / bakalan tersebut bisa mandi sendiri ketika menginginkannya. Biasanya setelah dibasuh, burung Murai Batu akan melanjutkan mandi didalam cepuk.

4. Setelah itu berikan kroto bersih yang dicampur dengan voer halus. Tapi jika tidak ada kroto bisa juga menggnakan ulat hongkong atau ulat kandang yang dicampur dengan voer halus.

Berikan kroto atau ulat yang dicampur voer halus sebanyak 3x dalam sehari, yaitu pagi, siang, dan sore. Dan jika voer terlihat sudah kotor sebaiknya segera diganti dengan yang baru. Bisa juga ditambahkan jangkrik yang sudah dibuang kaki-kakinya sebanyak 5 ekor pada pagi, siang dan sore hari.

Baca juga: Manfaat kroto untuk Murai Batu

5. Sebaiknya gunakan cepuk pakan yang agak besar dan diletakkan didasar kandang agar Murai Batu bahan / bakalan dapat melihat dengan jelas lokasi makanannya, karena di alam bebas Murai Batu sering turun ke tanah untuk mencari makan. Jadi pada tahap awal memang sebaiknya tempat pakan diletakkan didasar kandang.

6. Jika kotorannya berbentuk padat dan warnanya sama dengan warna voer yang diberikan berarti Murai Batu bakalan tersebut sudah mulai mau makan voer halus.

7. Setelah burung Murai Batu sudah benar-benar mau makan voer halus, berarti sudah saatnya untuk mulai mencampurkan sedikit voer kasar agar nantinya burung Murai Batu terbiasa mengkonsumsi voer kasar.

8. Setelah Murai Batu terpantau mau makan voer kasar, coba jangan berikan extra fooding (EF) dari pagi sampai siang hari, tapi air minum harus tetap disediakan.

Pantau apakah burung Murai Batu tersebut mau makan voer kasar yang disediakan atau tidak. Jika Murai Batu bakalan tersebut mau makan voer kasar tanpa campuran apapun berarti sudah ngevoer total.

Tapi jika ternyata Murai Batu bakalan tersebut sama sekali tidak memakan voer kasar yang disediakan sampai siang hari berarti burung Murai Batu tersebut belum ngevoer total.

Segera berikan extra fooding (EF) agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan dan ulangi langkah-langkah di atas sampai Murai Batu bahan / bakalan hutan tersebut benar-benar mau makan voer polos tanpa campuran extra fooding (EF).

Baca juga: Tahapan perawatan Murai Batu bakalan agar cepat bunyi ngeplong

Demikian sedikit informasi tentang cara melatih Murai Batu bakalan / muda hutan agar cepat ngevoer yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar burung Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Post a Comment for "Cara melatih Murai Batu bakalan / muda hutan (MH) agar cepat ngevoer"