Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tahapan perawatan Murai Batu bakalan agar cepat ngeplong

gambar burung murai batu bahan / bakalan
Burung Murai Batu

Onkicau.com - Seiring dengan popularitasnya yang semakin menanjak, peminat burung Murai Batu (MB) juga semakin banyak sehingga bahan / bakalan burung Murai Batu laris manis dipasaran karena harganya jauh lebih murah dari burung Murai Batu yang sudah jadi (gacor)

Tapi jika merawat burung Murai Batu bakalan hutan tentunya tidak bisa langsung dinikmati suara kicauannya karena burung masih dalam kondisi stress dan belum ngevoer. Merawat Murai Batu bakalan hutan membutuhkan kesabaran dan ketelatenan sampai burung mapan dan rajin bunyi.

Tahap pertama dalam merawat Murai Batu bakalan / muda hutan (MH) adalah melatihnya makan voer (ngevoer) terlebih dulu untuk memudahkan dalam perawatan selanjutnya.

Baca juga: Cara melatih Murai Batu bakalan / muda hutan (MH) agar cepat ngevoer

Setelah Murai Batu bakalan ngevoer total, maka perawatan selanjutnya yang harus dilakukan adalah membuat Murai Batu bakalan tersebut mapan dan berani berkicau dengan lantang (ngeplong), karena biasanya Murai Batu bakalan hutan akan lebih banyak ngeriwik meskipun sudah lama dipelihara jika tidak diberikan perawatan yang tepat.

Berikut ini tahapan perawatan Murai Batu bakalan setelah ngevoer total:

1. Setelah Murai Batu ngevoer total, seminggu kemudian kita bisa mulai melakukan perawatan mandi secara rutin dan juga penjemuran secara bertahap disesuaikan dengan kemampuan burung Murai Batu tersebut dalam menahan panas matahari.

Baca juga: Dampak buruk penjemuran yang terlalu lama pada Murai Batu

Embunkan Murai Batu bakalan setiap pagi mulai jam 05:00 untuk menghirup udara segar dan menikmati suasana pagi hari yang merupakan waktu favorit bagi burung-burung di alam bebas untuk berkicau saling bersahutan.

Pada saat di embunkan biasanya Murai Batu bahan / bakalan akan terpancing untuk berkicau dengan lantang (ngeplong).

Pada tahap ini sebaiknya burung Murai Batu tidak perlu dikerodong pada siang hari (cukup dikerodong pada malam hari saja), tapi penempatannya tetap dilokasi yang sepi / tenang dan jauh dari berbagai macam gangguan untuk mengurangi tingkat stressnya.

Untuk pakan hariannya tetap diberikan voer kasar ditambah jangkrik 5 ekor pada pagi hari dan 5 ekor pada sore hari. Jangan memberikan jangkrik terlalu banyak agar Murai Batu bakalan tersebut masih merasa lapar dan terbiasa memakan voer yang disediakan didalam cepuk.

Berikan kroto segar seminggu 3 kali dengan porsi satu cepuk untuk setiap kali pemberian. Kroto sebaiknya diberikan pada pagi hari setelah dimandikan dan hendak dijemur.

Baca juga: Manfaat kroto untuk Murai Batu

2. Setelah satu atau dua minggu ditempatkan dilokasi yang sepi, kita bisa mulai melakukan tahap penjinakan dengan menempatkan Murai Batu bakalan tersebut ditempat yang agak ramai dan banyak aktivitas Manusia disekitarnya.

Awalnya Murai Batu bakalan tersebut memang akan glabrakan, bahkan bisa sampai menabrak jeruji sangkar dan terkadang juga sampai menyebabkan luka pada bagian atas paruhnya.

Tapi hal itu tidak akan berlangsung lama, karena setelah beberapa hari ditempatkan dilokasi yang ramai biasanya burung Murai Batu bakalan tersebut akan mulai terbiasa dengan lingkungan barunya dan akan menjadi lebih tenang ketika ada orang yang mendekati kandangnya.

3. Setelah dua atau tiga minggu ditempatkan dilokasi yang ramai, biasanya burung sudah mulai dapat beradaptasi dan mulai mapan yang ditandai dengan sudah mulai ngeriwik dengan sesekali ngeplong, terutama pada saat turun hujan. Dan dua atau tiga minggu berikutnya Murai Batu bakalan tersebut biasanya sudah mulai rajin ngeplong.

4. Setelah Murai Batu bakalan tersebut mengalami mabung pertama selama dipelihara, maka akan terlihat jelas perubahan pada karakternya, terutama pada gaya, mental, dan variasi kicauannya, bahkan sudah mulai bereaksi dan terpancing emosinya ketika mendengar suara burung lain. Pada tahap ini Murai Batu sudah bisa mulai ditrek untuk melihat mental dan juga bakatnya.

Tahapan perkembangan di atas adalah tahapan secara umum, karena setiap individu burung Murai Batu memiliki karakter yang berbeda-beda, ada yang bisa lebih cepat mapan / jadi dan ada juga yang lebih lama, karena semua tergantung dari mental dan karakter masing-masing burung serta dipengaruhi juga dari pola perawatan yang diterapkan.

Tapi umumnya setelah 2 - 3 bulan dirawat, Murai Batu bahan / bakalan biasanya sudah mulai sering bersuara ngeplong, tapi ada juga Murai Batu bakalan yang baru satu minggu dipelihara sudah rajin ngeplong. Hal itu kembali lagi tergantung dari mental dan karakter burung Murai Batu yang kita rawat.

Baca juga: Tips memilih Murai Batu bakalan / muda hutan yang bagus

Demikian sedikit informasi tentang tahapan perawatan Murai Batu bahan / bakalan hutan agar cepat ngeplong yang dapat kami sampaikan pada artikel kali ini. Untuk informasi lain seputar burung Murai Batu (MB), dapat dibaca pada artikel On Kicau yang lain.

Semoga bermanfaat
Terima kasih

Post a Comment for "Tahapan perawatan Murai Batu bakalan agar cepat ngeplong"